Zenosyne: yang menjelaskan mengapa waktu berjalan lebih cepat seiring bertambahnya usia. Proyek ini dipimpin oleh John Koenig, yang menciptakan kata-kata puitis yang montase untuk menemani kata-kata fiktif untuk perasaan bahwa kita belum memiliki kata-kata untuk diungkapkan.
Kamu harus tahu Bahwa "zenosyne," adalah berlalunya waktu yang begitu cepat, dan waktu itu seperti sangat cepat terasa. Kata itu mungkin tidak nyata, tapi untuk merasakannya benar. Anda tahu itu: Setiap tahun terasa sedikit lebih pendek dari sebelumnya, dan waktu mempercepat usia mudah anda menjadi agak lebih tua.
"Awalnya, waktu hanya dirasakan secara tiba-tiba, sebagai sesuatu yang terjadi pada orang lain. Anda terbiasa hidup pada saat ini, karena tidak ada tempat lain untuk dituju.
Tapi cukup cepat, kehidupan mulai bergerak, dan Anda belajar untuk bergerak dengannya. Dan Anda menerima begitu saja hari-hari anda lewati, dengan tubuh yang berbeda. masa depan yang berbeda. Anda berkeliling begitu cepat, dunia di sekitar Anda tampaknya berdiri diam. Sampai liburan pun bisa berlangsung cepat.
Ini terus berlanjut untuk mengeksplorasi perasaan mengompres waktu, dan jika Anda cenderung menangis, Anda mungkin akan sedikit tersedak.
Fakta Tentang Zenosyne
1. Waktu diukur dengan kejadian yang tak terlupakan seperti pengalaman pertama, dan kurang dari ini yang Anda miliki, ditambah dengan hal-hal yang berulang-ulang, biasa-biasa saja setiap hari, waktu yang lebih singkat mulai terlihat.
2. Relativitas dari zaman ke waktu, atau "teori rasio" itu penting - misalnya, ketika Anda berusia lima tahun satu tahun adalah 20% dari hidup Anda, tapi saat berusia lima puluh tahun, ini adalah 2% dari hidup Anda.
3. Ketidakstabilan jam biologis Anda tampaknya mempercepat waktu
4. Semakin tua Anda, semakin sedikit perhatian yang Anda bayarkan ke waktu (karena perhatian beralih ke hal-hal lain seperti tugas dan tagihan), maka oleh karena itu Anda tidak memperhatikan setiap detik yang berlalu seperti Anda mungkin rasakan sewaktu kecil
5. Seiring bertambahnya usia Anda juga mulai stres lebih banyak.
Sumber: John Koenig